Sabtu, 25 September 2010

Profile : Tjahyo Wisanggeni

Tjahyo Wisanggeni mulai bermain gitar saat berusia belasan tahun. Adalah permainan Ricky Blackmore, gitaris Deep Purple yang menginspirasinya untuk menekuni instrumen gitar. Ia pertama kali tertarik saat melihat penampilan Ritchie di rekaman video konser Deep Purple tahun 1974 yang berjudul California Jam

Setelah sempat mampelajari dasar-dasar gitar klasik di Yayasan Musik Indonesia (YMI), Tjahyo kemudian berangkat ke Los Angeles, Amerika dan mengasah ilmu gitarnya di Guitar Institute of Technology (GIT), pada 1988. Setelah setahun, Tjahyo mulai serius menekuni karir di musik.

Selama di Amerika, tepatnya sepanjang kurun waktu antara 1993 hingga 1998, Tjahyo sempat bekerja untuk beberapa produser kondang di sana macam Ross Robinson (Korn), Pat Reagen (Deep Purple) dan Jim Weirt (Incubus).

Sebelumnya, pada tahun 1992, Tjahyo sempat merilis album solo instrumental berjudul From the Other Side bersama MArk Bistany (Drum). Bersama bandnya ini, Tjahyo merilis album Visible But Untouched pada 1994.

Disamping itu, Tjahyo juga memperbanyak jam terbang dengan manggung di klub-klub dan menjadi instruktur gitar di Music Castle, Beverly Hills, California, AS, Selama setahun, yakni 1999-2000.

Awal 2001, Tjahyo kembali ke Tanah Air dan langsung menjadi bintang tamu di KLa Project, menggantikan posisi yang ditinggalkan Lilo hingga Februari 2002. Setelah itu, ia sempat mengisi part gitar untuk rekaman album Nicky Astria dan Adi Adrian. Tapi rupanya, Tjahyo hanya ’sampingan’ saja membantu beberapa musisi. Kegelisahannya tetap besar untuk membentuk band sendiri.

Pertengahan 2002, pengagum Yngwie Malmsteen, Steve Vai dan Alan Holdsworth ini lalu membentuk band baru bernama Nalendra yang beranggotakan Tjahyo, Adi Darmawan (Bass), dan Gusti Erhandy (drum). Kini, Tjahyo kabarnya sedang mempersiapkan album baru bersama band barunya itu.


source : inablues

watch tjahyo at jingga blues festival ( couching clinic pre event )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar